Cilegon (Pinmas) – Potret dan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Untuk itu, kita harus bangga pada pendidikan Islam yang terus meningkat kualitasnya. Demikian disampaikan Menteri Agama Suryadharma Ali ketika meresmikan Gedung Rusunawa Ponpes di Yayasan Pendidikan Al Inayah, Jerang Ilir, Cilegon, Banten, Selasa (11/2).
Hadir dalam acara tersebut Menpera Djan Faridz, Wakil walikota Cilegon Drs.H.Edi Aryadi, Kakanwil Kemenag Provinsi Banten Iding Mujtahidin, Kapolres Cilegon AkBP Defrian Sonimando, Dandim Cilegon Kol Inf Murbianto Adiwibowo, dan sejumlah pejabat provinsi Banten.
Meningkatnya kualitas pendidikan Islam di Indonesia menurut Menag dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren dan meneruskan jenjang pendidikan tingginya ke Perguruan Tinggi Agama Negeri (PTAN) dan swasta.
“Ini berarti lembaga pendidikan Islam semakin diminati, ada peningkatan kualitas akademik secara signifikan,” kata Menag.
Indikator lain meningkatnya kualitas pendidikan Islam adalah banyak siswa/i Madrasah, Pondok Pesantren (Ponpes) yang memenangkan olimpiade nasional dan internasional.
“Ini menunjukkan bahwa pendidikan di ponpes dan madrasah meningkat, Ini perkembangan yang sangat luar biasa,” terang Menag.
Peningkatan kualitas pendidikan Islam di Indonesia tidak hanya pada tingkatan Madrasah, Ponpes saja, namun kita juga rasakan pada tingkat Perguruan Tinggi Agama (PTA) baik Negeri maupun Swasta juga turut berkembang.
Menag menjelaskan bahwa dahulu ponpes dikenal dengan santri yang selalu sarungan, yang hanya bisa berceramah dan dakwah, namun sekarang dari ponpes lahir generasi yang bisa dibanggakan. Kementerian Agama melalui program Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) memberikan kesempatan bagi santri berprestasi untuk kuliah ke perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia, seperti UI, ITB, ITS, UGM, UIN dan sebagainya.
“Banyak dari mahasiswa yang merupakan santri ponpes yang kuliah di Fak kedokteran dan hafal Al Quran,” kata Menag.
Dalam kesempatan tersebut, Menag mengingatkan kembali untuk tidak meninggalkan generasi atau anak cucu yang lemah. Lemah fisiknya, lemah badannya, lemah pikirannya.
“Pendidikan yang kurang, otomatis akan melemahkan hatinya, kita harus bisa membentuk anak-anak kita yang mandiri, berguna untuk masyarakat, agama dan bangsa, modalnya adalah pendidikan,“pungkas Menag. (arif/dm/dm).
Sumber: www.kemenag.go.id