Oleh: Jasman, S.Pd
Guru SMA Negeri 1 Toboali
Sudradjat (2008) mengatakan bahwa model
pembelajaran adalah suatu bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru. Selanjutnya Soetopo
(2005: 145) mendefinisikan model pembelajaran adalah pola untuk menerapkan
kurikulum, merancang materi belajar, dan untuk melakukan pembimbingan siswa
dalam kelas atau lainnya. Sedangkan Sumantri (2001: 37) mendefenisikan model
pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Model pembelajaran adalah suatu rencana pelaksanaan pembelajaran yang
didesain secara sistematis untuk mendukung pembelajaran guna memberikan
pengalaman belajar kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran menjadi
kerangka berpikir tentang desain pembelajaran dari tahap awal sampai akhir yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi selama pembelajaran berlangsung.
Ada beberapa fungsi penting dari model pembelajaran, yaitu:
1.
Model
pembelajaran digunakan sebagai pedoman guru untuk merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
2.
Model
pembelajaran menjadi pedoman untuk melakukan bimbingan dan arahan kepada siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
Marc Belt (1950) mengungkapkan
bahwa model pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu,
misalnya model pembelajaran inkuiri yang disusun oleh Richard
Suchman dan dirancang untuk mengembangkan penalaran didasarkan pada tata cara
penelitian ilmiah. Model pembelajaran kelompok yang disusun oleh Hebert Thelen
yang dirancang untuk melatih partisipasi dan kerjasama dalam kelompok
didasarkan pada teori John Dewey.
b.
Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
c.
Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran
di kelas.
d.
Memiliki perangkat bagian model yang terdiri dari:
·
urutan langkah
pembelajaran,yaitu tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila akan
menggunakan model pembelajaran tertentu.
·
prinsip reaksi,
yaitu pola perilaku guru dalam memberikan reaksi terhadap perilaku siswa dalam
belajar.
·
sistem sosial,
adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat mempelajari materi pelajaran.
ada tiga pola hubungan dalam sistem sosial yaitu tinggi, menengah, dan rendah.
pola hubungan disebut tinggi apabila guru menjadi pemegang kendali dalam
pembelajaran. pola hubungan disebut menengah apabila guru
berperan sederajat dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran. pola
hubungan disebut rendah apabila guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
·
sistem pendukung
adalah penunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas
misalnya media dan alat peraga.
e.
Memiliki dampak
sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik dampak langsung dengan tercapainya tujuan
pembelajaran, maupun dampak tidak langsung yang berhubungan dengan hasil
belajar jangka panjang. Menurut Komaruddin (2000) bahwa model belajar dapat diartikan sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.
Seorang guru menerapkan model
pembelajaran supaya kegiatan pembelajaran di kelas menjadi lebih variatif.
Tujuan utamanya adalah agar siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran.
Manilia (2012: 5 – 6) membagi ada 6 tujuan penerapan model pembelajaran adalah:
a. Menanamkan kesadaran
dari dalam diri siswa untuk memahami lingkungan sekitar dengan cara menggali
dan mengorganisasikan data, menemukan masalah dan menciptakan pemecahannya.
b. Menekankan siswa
untuk bisa memahami diri sendiri dengan baik agar menjadi lebih kreatif.
c. Menyadari siswa
sebagai harus mampu bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Model
pembelajaran sosial ini mempunyai ciri sebagai model pembelajaran yang
menekankan pada konsep kerjasama antar siswa.
d. Melatih siswa untuk
mampu mengoreksi diri sendiri. Model ini memusatkan perhatian pada perilaku
yang terobsesi dan dalam rangka mengkomunikasikan keberhasilan.
Banyaknya literatur
yang membahas tentang model pembelajaran menyebabkan model pembelajaran menjadi
sebuah tema yang popular. Beberapa literature membagi model pembelajaran
menjadi beberapa kelompok, yaitu kelompok model sosial, personal, pengolahan
informasi, dan kelompok sistem perilaku (Barlian, 2009: 80). Oleh sebab itu,
guru harus mampu memilih model yang sesuai dengan konteks pembelajaran.
Penulis berpendapat
bahwa model yang tepat untuk mata pelajaran rumpun IPS seperti ekonomi,
sosiologi adalah kelompok model sosial. Alasannya karena model pembelajaran
tersebut akan mengakibatkan terjadinya beberapa hal di bawah ini, yaitu: 1) Menimbulkan
sikap saling ketergantungan positif antara satu siswa dengan siswa yang
lainnya. 2) Terjadinya interaksi langsung yang terjadi antara siswa dan guru.
3) Siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan sosial. 4) Adanya evaluasi
proses kelompok.
Model Pembelajaran Think Find and Say
Sebagai
bentuk pembelajaran kooperatif, penerapan model pembelajaran pada
prinsipnya bertujuan untuk mengoptimalkan partisipasi siswa dan meminimalisir
peran guru dalam pembelajaran. model pembelajaran dipakai sebagai bentuk
tindaklanjut dari metode diskusi yang ada. Ada banyak model pembelajaran yang
sering muncul dalam literatur pendidikan dunia. Beberapa model pembelajaran
yang sudah akrab dengan guru-guru seperti Jigsaw,
Studen Team Achievement Division, Picture and Picture, model kooperatif, CTL, dan lain-lain. Ada juga model-model pembelajaran yang
relatif belum akrab di telinga seperti model Reciprocal Learning, AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition), SAVI, VAK (Visualization,
Auditory, Kinestetic), TAI (Team Assisted Individualy),
dan model-model yang lain.
Apakah yang dimaksud dengan model
pembelajaran Think Find and Say? Model Think
Find and Say adalah model pembelajaran yang mengandalkan kemampuan siswa
dalam berpikir, menemukan konsep, dan berbagi pengetahuan. Model Think Find and Say (TFS) adalah gabungan
dari 3 kata kerja Think (Berpikir), Find (Menemukan) and Say (Mengungkapkan). Model pembelajaran TFS adalah model
pembelajaran yang mengedepankan kemampuan siswa dalam berbicara.
Prosedur
pembelajaran dengan model TFS ini diawali dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpikir atau memahami konsep awal materi pembelajaran. Kemudian,
siswa diberikan kesempatan untuk menemukan situasi riil atau konstektual yang
berkaitan dengan materi pelajaran. Akhirnya setiap siswa diminta untuk
mempresentasikan atau mengungkapkan pemahaman mereka sesuai dengan analisis
yang dihasilkan dari pemahaman awal dengan kondisi riil. Untuk mempermudah
pembelajaran, model TFS ini memanfaatkan alat-alat atau media untuk membantu
siswa menelaah materi pembelajaran. alat-alat bantu seperti internet, buku-buku
sumber, koran majalah bekas, dan sebagainya.
Dengan
menerapkan model TFS dan alat bantu tersebut siswa akan mampu membuktikan teori
bahwa siswa bisa memperoleh hasil belajar sebesar 90 persen dengan cara
melakukan dan mengatakannya. Proses “melakukan” diaplikasikan dalam kegiatan Find, yaitu menemukan contoh-contoh
kondisi riil dari internet, buku-buku, koran dan majalah bekas baik berupa
gambar maupun berita. Sedangkan proses “mengatakan” diaplikasikan pada kegiatan
Say, yaitu kegiatan presentasi dan tanya
jawab antar kelompok.
Adapun
skenario pembelajaran dengan model TFS adalah:
·
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
·
Siswa mendapatkan penjelasan singkat tentang materi pelajaran
·
Siswa mendapat penjelasan tentang proses pelaksanaan model
pembelajaran Think Find and Say.
·
Membagi kelas menjadi kelompok
kecil yang beranggotakan 3 sampai 4 siswa.
·
Think : Siswa diajak berpikir tentang konsep pembelajaran
·
Find : Masing-masing kelompok berdiskusi menemukan konsep pembelajaran dari
berbagai sumber.
·
Say : setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Sedangkan kelompok lain dipersilahkan menyampaikan pertanyaan atau sanggahan.
·
Siswa diminta membuat kesimpulan tentang materi yang sudah didapat
·
Guru menanyakan kepada siswa apakah sudah memahami materi pelajaran.
·
Memberikan soal latihan kepada siswa
·
Evaluasi atau penilaian untuk mengukur ketercapaian tentang tujuan
pembelajaran
Semoga tulisan ini bisa menambah literature
tentang model pembelajaran. Apabila terdapat beberapa kekurangan, penulis
mengharapkan adanya masukan. Selamat mencoba. Wallahu a’lam
BIODATA PENULIS
- Nama Lengkap : Jasman, S,Pd.
- NIP : 19811121 201001 1 013
- Pangkat / Golongan : Penata Muda Tk. I / III b
- Jenis Kelamin : Laki-Laki
- Tempat / Tanggal Lahir : Nyelanding, 21 Nopember 1981
- Pendidikan Terakhir dan Jurusan : S 1 / Pend. Ekonomi Koperasi
- Madrasah/Sekolah Tempat Tugas :
a. Nama Madrasah/Sekolah : SMA Negeri 1 Toboali
b. Alamat Madrasah : Jl. Puput
c. Kelurahan / Desa : Toboali
d. Kecamatan : Toboali
e. Kabupaten : Bangka Selatan
f. Propinsi : Kep. Bangka Belitung
8. Mata Pelajaran : Ekonomi
9. Prestasi : Guru
SMA Berprestasi Tingkat Propinsi Kep. Babel 2014
Guru
SMP Berprestasi Tingkat Kabupaten Bangka Selatan 2011
Guru
Madrasah Teladan Kabupaten Bangka Selatan 2009
10. Buku : Pendidikan Untuk Seumur Hidup
Pedoman Mudah PTK
0 komentar :
Posting Komentar